PANUT MULYONO
Dekan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Ir. Panut Mulyono, M. Eng., D. Eng. terpilih sebagai Rektor UGM periode 2017 – 2022 usai pemilihan dan penetapan Rektor UGM, Senin (17/4/2017) oleh Majelis Wali Amanat di Balai Senat UGM, Bulaksumur, Sleman, Yogyakarta.
Guru Besar Fakultas Teknik UGM itu meraih 15 suara, mengalahkan Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA yang meraih angka 10 suara.
Sebelumnya, Dekan Fakultas FISIPOL UGM Dr. Erwan Agus Purwanto, M. Si yang hanya meraih 12 suara dinyatakan gugur setelah kalah dalam pemilihan kedua melawan Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA, DEA yang meraih 13 suara.
Penetapan Prof. Ir. Panut Mulyono, M. Eng., D. Eng., sebagai Rektor UGM terpilih disampaikan oleh Ketua Majelis Wali Amanat Prof. Dr. Pratikno, M. Soc. Sc. yang memimpin proses pemilihan sejak pukul 10:00 WIB. Proses pemilihan rektor itu juga mendapat perhatian dari Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA dengan melakukan pengawasan langsung dan intensif.
Pemilihan Rektor UGM dilaksanakan oleh Majelis Wali Amanat yang beranggotakan 19 orang. Namun, satu anggota MWA absen, yaitu Prof. Mardiasmo, Akt., MBA.. Turut hadir memberikan porsi suara 35% adalah Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof Intan Ahmad mewakili Menristekdikti Prof. H. Mohamad Nasir, Ph. D., Ak. yang berhalangan.
Tugas dari Menristekdikti
Menurut Sofian Effendi, ia mendapat tugas dari Menristekdikti untuk mengawasi seluruh pemilihan rektor se-Indonesia yang mencapai 200 pemilihan.
“Tahap pertama saya mengawasi pemilihan Rektor UGM. Saya langsung terjun dan mengawasi langsung. Saya termasuk cerewet mengingatkan, jangan sampai terjadi kesalahan dalam pemilihan,” ucapnya.
Ia menilai pemilihan Rektor UGM telah melewati proses jujur, adil, dan transparan. Ia turut bangga karena pemilihan berjalan lancer dan berhasil memilih dan menetapkan satu orang, Prof Panut yang mendapat dukungan terbesar, dari tiga yang terbaik.
“Tujuan kita menjadikan UGM sebagai research university world. Ini tantangannya besar bagi rektor untuk membawa UGM ke top one in the world. Kita berhasil menunjukkan dan menetapkan standar yang dapat digunakan oleh PTN se-Indonesia bagaimana kita memilih calon rektor tanpa ribut-ribut,” pungkasnya.